Radio ParaMudi Nuansa News | JSCgroupmedia ~ Harga cabai di Kabupaten Bangka mengalami lonjakan signifikan dalam sepekan terakhir, memicu kekhawatiran di kalangan pedagang dan konsumen.
Cabai merah besar dan cabai kecil kini dihargai sekitar Rp60 ribu per kilogram, sebuah kenaikan tajam dibandingkan harga sebelumnya yang berkisar antara Rp45 ribu hingga Rp50 ribu per kilogram.
Popy, seorang pedagang di Pasar Betuah Sungailiat, mengungkapkan bahwa fluktuasi harga cabai ini terjadi dalam kurun waktu seminggu terakhir.
“Kenaikan harga ini bisa jadi akibat musim panas yang cukup panjang kemarin, yang menyebabkan produksi cabai tidak optimal. Hasil panen yang kurang memadai membuat pasokan terbatas,” ujarnya saat diwawancarai oleh RRI, Rabu (22/10/2025).
Menurut Popy, meski harga cabai terus naik, pasokan cabai yang tersedia di pasar tidak hanya berasal dari petani lokal.
Sebagian besar cabai yang dijual di Pasar Betuah juga dipasok dari luar daerah, seperti Palembang dan Jawa. Hal ini menunjukkan ketergantungan pasar Bangka pada pasokan cabai dari luar untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
Kenaikan harga cabai ini juga mendapat perhatian dari Dinas Tenaga Kerja dan Perindag Kabupaten Bangka. Ratna, Kepala Bidang Perdagangan pada dinas tersebut, menyatakan bahwa hasil pemantauan menunjukkan adanya kenaikan harga cabai di pasaran, baik itu cabai besar maupun cabai kecil.
“Kami sudah memantau di pasar, harga cabai memang naik, dan kami sedang mencari tahu penyebab pasti dari lonjakan ini,” kata Ratna.
Kenaikan harga cabai ini jelas berdampak pada konsumen dan pedagang. Bagi konsumen, harga yang semakin tinggi tentu membuat belanja dapur menjadi lebih mahal.
Sementara itu, bagi pedagang, meski harga jual naik, penurunan kualitas atau kuantitas barang yang dijual bisa mempengaruhi daya beli masyarakat.
Namun, penyebab utama dari kenaikan ini masih menjadi perbincangan. Musim panas yang berlangsung lama diduga menjadi faktor utama yang menyebabkan panen cabai tidak maksimal.
Cuaca ekstrem ini, yang mengarah pada kekurangan air, telah mengganggu proses pertumbuhan tanaman cabai, sehingga mengurangi hasil panen petani. Akibatnya, harga cabai pun melonjak seiring dengan permintaan yang tetap tinggi.
Selain faktor cuaca, distribusi cabai dari luar daerah juga menjadi faktor penting dalam penentuan harga. Meskipun ada pasokan dari luar daerah, biaya transportasi dan distribusi yang tinggi, terutama jika melibatkan jarak yang jauh, membuat harga cabai di pasar Bangka semakin melonjak.
Pemerintah daerah melalui Dinas Tenaga Kerja dan Perindag Bangka mengimbau kepada pedagang untuk lebih transparan mengenai penyebab kenaikan harga, dan berharap ada solusi jangka panjang yang bisa mengatasi masalah kelangkaan cabai ini.
Sebagian pihak mengusulkan untuk meningkatkan produktivitas pertanian cabai lokal, serta menyediakan fasilitas yang mendukung bagi petani agar dapat lebih berdaya di masa depan.
Penting bagi masyarakat untuk mengetahui bahwa harga pangan, termasuk cabai, sangat dipengaruhi oleh faktor alam dan pasar.
Namun, bagaimana pemerintah dan pihak terkait mengelola masalah ini untuk menjaga kestabilan harga dan keberlanjutan produksi cabai di masa depan adalah hal yang perlu diperhatikan dengan seksama.
Sebagai langkah jangka pendek, masyarakat diharapkan tetap waspada terhadap harga yang terus berfluktuasi.
Di sisi lain, pemerintah daerah perlu mencari solusi untuk memperbaiki sistem distribusi dan meningkatkan ketahanan pangan lokal agar harga cabai—dan bahan pangan lainnya—tidak terus merangkak naik tanpa kontrol yang jelas. | Radio ParaMudi Nuansa News | */Redaksi | *** |
1 comment
oke